I.
Pendahuluan
Sebagian
besar di antara orang Kristen sudah sangat cukup mengetahui pengertian dari
sebuah gereja, tentunya hal itu di dukung karena orang Kristen setiap hari
minggunya ada di dalam sebuah Gereja. Hal mendasar yang paling sering di
ucapkan dari arti sebuah Gereja adalah bangunan yang memiliki lambang salib,
tempat berkumpulnya orang percaya, sebagai tempat dimana seseorang dapat
menyembah Yesus, dan tempat orang-orang yang ingin dipulihkan serta masih
banyak lagi pengertian dari Gereja yang sering bermunculan.
Terlepas
dari segala pengertian yang ada mengenai Gereja, namun satu hal yang pasti
adalah Gereja sebagai misi Kristus dan Kristus sebagai kepala atas Gereja.
Dalam makalah ini penulis mengambil judul yaitu tugas Gereja sebagai misi
Kristus, penulis mengambil judul ini dikarenakan sebagian Gereja kurang
menyadari tugasnya sebagai misi Kristus yang dipanggil bagi misi Allah. Oleh
karena itu, tujuan dari penulisan makalah ini penulis ingin menjelaskan
pengertian gereja sebagai misi Allah ditengah-tengah dunia.
II.
Pengertian
Gereja Sebagai Misi Kristus
Gereja sebagai misi
Kristus yaitu adanya ikatan khusus yang terjadi antara Kristus dengan gereja.
Melalui iman dan Roh kudus mempersatukan orang-orang percaya menjadi bagian
anggota tubuh Kristus, menjadi bagian dari tubuh Kristus berarti semua orang
yang didalamnya dimiliki oleh Kristus .
Gereja sebagai anggota tubuh Kristus
merupakan identitas dasar bagi seluruh gereja. Tidak ada bagian tubuh yang
otonom. Sebaliknya, tiap-tiap anggota memberi dukungan agar semua bagian secara
bersama-sama menjadi satu tubuh yang terbentuk dengan Kristus sebagai kepala
dan nyawa gereja.
Ben Elliott dalam bukunya yang berjudul
tetap teguh memberikan pandangan sebagai berikut:
Tiap-tiap kita adalah satu bagian, tetapi
tidak seorang pun dari kita atau bahkan sekelompok orang dari kita memiliki
“hakikat” Gereja pada diri kita sendiri. Zat Gereja adalah hubungan kita
bersama dan bahwa semua kita bersama dengan Kristus, Kepala kita. Banyak
anggota, satu tubuh. Sehingga Gereja itu nyata karena kita saling memberi diri
di hadapan Allah.[1]
Penulis melihat bahwa gereja sebagai misi
Kristus merupakan konsep dasar yang harus dimiliki oleh gereja. Bahwa kesatuan gereja
dengan Kristus merupakan identitas gereja menerima anugerah keselamatan yang
berasal dari Kristus. Kesatuan dengan Kristus bukanlah sekedar simbol untuk
tiap-tiap orang menerima keselamatan, tetapi kesatuan dengan Kristus sudah ada
sejak mulanya bahkan ada di dalam rencana Allah.
Herman Bavinck mengatakan “Kristus tidak boleh dipikirkan terpisah dari
umat-Nya, demikian juga umat-Nya (dipikirkan) terpisah dari-Nya”. Kesatuan
dengan Kristus yang merupakan rencana Allah adalah dasar karya penebusan
Kristus. Maka, tidak pernah boleh memikirkan karya penebusan Kristus secara
terpisah dari kesatuan antara Kristus dan umat-Nya yang telah direncanakan dan
ditetapkan sejak kekelan.[2]
III.
Tugas
Gereja sebagai Misi Kristus
Gereja
sebagai Misi Kristus berarti harus mempunyai tujuan yang sama dengan kepalanya
yaitu Kristus, dalam hal inilah gereja tidak dapat bergerak secara otonom tanpa
melibatkan Kristus, perlu di ingat kembali bahwa Kristus tidak akan pernah
terpisah dari gereja-Nya. Adapun tujuan ataupun tugas gereja sebagai misi
Kristus sudah sangat jelas diterangkan di dalam Alkitab. Beragam perintah yang
sudah diberikan oleh Allah kepada gereja-Nya secara langsung baik di dalam PL
maupun PB merupakan perintah yang masih harus dikerjakan sampai sekarang ini.
Maka,
gereja hadir karena ada misi Allah yang harus dikerjakan oleh setiap umat-Nya.
Emil Brunner mengatakan “Gereja ada
karena misi, seperti api yang ada karena membakar sesuatu” apa yang
dimaksud dengan pernyataan Emil tersebut adalah bahwa gereja hadir karena Allah
melihat bahwa banyak orang yang harus merasakan kehadiran Allah ditengah dunia.[3]
Menurut
penulis, memang sudah seharusnya kehadiran gereja menjadi dampak bagi setiap
orang percaya. Setiap mereka yang melihat gereja dan berada dalam gereja harus
dapat merasakan bahwa Allah ada dan hadir ditengah mereka. Saat setiap jemaat
berada dalam gereja, mereka juga harus dapat merasakan api misi yang Allah
berikan bagi mereka.
Oleh
karena itu, tugas gereja sebagai misi Kristus harus dapat keluar menjangkau
setiap orang yang terhilang. Umat Allah tidak boleh hanya menikmati sendiri
berkat dan Injil yang telah ia terima, tetapi mereka juga harus berjuang supaya
injil dapat di dengar oleh setiap orang yang terhilang. Inilah yang dimaksud dengan
tugas gereja sebagai misi Kristus yaitu berita Injil dapat dirasakan dan
didengar oleh seluruh dunia.
Di
dalam Alkitab, amanat agung untuk memberitakan injil telah diperintahkan oleh
Kristus sejak masa PB dan tugas tersebut masih harus terus dikerjakan oleh gereja
Tuhan dan setiap umat-Nya. “Kepada-Ku
telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa
murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan
ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius
28:18-20).
Oleh
karena itu, melalui Kristus yang berdaulat dan ditinggikan dari Dialah kekuatan
kita untuk melakukan misi Allah. Maka, setiap orang percaya mendapatkan kuasa
dan kekuatan untuk mengabarkan Injil kepada segala bangsa, masa dan tempat.
Sehingga perlu kembali diingat bahwa Kristuslah yang berdaulat dan Kristus yang
memerintah atas segala sesuatu.[4]
Sama
dengan Kristus yang berinisiatif secara langsung hadir ditengah-tengah dunia
yang rusak oleh dosa, begitu jugalah gereja sebagai misi Kristus hadir bagi
jiwa yang terhilang. Di dalam PB banyak contoh teladan yang telah diberikan
oleh Kristus selama Ia pelayanan ditengah dunia ini, sejak dahulu Kristus
mencari mereka yang terhilang dan memulihkan hati yang kacau.
Tentunya
setiap orang percaya yang memiliki iman kepada Kristus berarti ia memiliki misi
yang sama seperti Kristus. Iman Kristen pada hakikatnya berisi misioner, lebih
tepatnya iman Kristen memiliki ciri misioner.[5] Oleh karena itu, setiap
orang Kristen harus dapat mencerminkan ciri-ciri dari iman tersebut.
Maka,
tugas gereja sebagai misi Kristus adalah melayani. Di dalam gereja begitu
banyak macam pelayanan yang dapat di lakukan jemaat dan sebagian orang memandang
bahwa pelayanan hanya terjadi di dalam gereja. Saat ini penulis ingin
memberitahu bahwa pelayanan bukan hanya terbatas di dalam bangunan gereja saja,
tetapi pelayanan yang Kristus inginkan adalah keluar menjangkau dan membawa
orang-orang mengenal Kristus.
Panggilan
pelayanan sudah di berikan Kristus kepada setiap umat-Nya, maka dari itu fungsi
pelayanan berlaku bagi seluruh tubuh orang percaya. Setiap umat Tuhan dipanggil
untuk melakukan tugas ataupun menjabat (1 Korintus 12:28), namun pada dasarnya
semuanya itu adalah untuk pelayanan.
Di
dalam 1 Korintus 12:7, Paulus mengatakan “tetapi
kepada tiap-tiap orang dikaruniakan pernyataan Roh untuk kepentingan bersama”.
Dari nats ini dapat dilihat bahwa seluruh anggota tubuh Kristus dilimpahi karunia
sesuai dengan panggilannya masing-masing untuk dapat melakukan pelayanannya.
Maka,
gereja sebagai misi Kristus harus dapat bersaksi di dalam dunia. Penyampaian
injil di dalam gereja bukanlah sekedar pemberian informasi tetapi injil
tersebut juga dapat diterapkan dalam hidup setiap tubuh Kritus. Pada saat
Kristus di dunia menyampaikan Injil tujuan-Nya ialah menjadikan manusia
sempurna di dalam Dia. Dalam Matius 5:48 Yesus berkata “karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang disorga
adalah sempurna”[6]
Di
dalam Matius 20:28 Yesus berkata “sama
seperti anak Manusia datang bukan untuk di layani melainkan untuk melayani dan
untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusam bagi banyak orang”. Ayat ini
menjadi satu peringatan akan apa yang sudah Kristus lakukan terlebih dahulu
kepada setiap umat manusia di dunia, sampai pada akhirnya ia juga berkorban
menyerahkan diri-Nya bagi dosa manusia.
Bagaimana
gereja sebagai misi Kristus dapat menjadi alat ditangan Tuhan yaitu menjadi gereja
yang melayani sama seperti Kristus. Kristus datang ke dunia ini bukan hanya
untuk urusan surgawi, sebab mata-Nya juga tertuju terhadap semua penderitaan manusia.
Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita (Mat 8:16-17).[7]
Gereja sebagai misi Kristus juga harus dapat
melakukan tindakan secara nyata bagi setiap orang yang lemah. Sebagaimana
dengan Kristus yang memberitakan kabar baik tetapi juga turut merasakan
penderitaan setiap umat-Nya bahkan menanggung beban umat-Nya. Saatnya gereja
sebagai misi Kristus keluar dari bangunan gereja dan melakukan tindakan
terhadap mereka yang memerlukan.
Menurut
penulis, pelayanan keluar yang telah dilakukan gereja terhadap sesamanya,
berarti gereja sebagai misi Kristus sudah menunjukkan kasihnya sama seperti
Kristus. Di dalam hukum kedua juga tertulis “kasihilah
sesama mu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama
dari pada kedua hukum ini”
Hal
senada juga disampaikan oleh G.Riemer dalam bukunya bahwa:
“Jemaat yang diakonial adalah jemaat yang
menuai atau jemaat yang misioner. Karena dengan melaksanakan
perbuatan-perbuatan baik, jemaat memancarakan kasih Kristus dan meanmpakkan
kecerian hidup Kristen. Dalam hal ini orang Kristen wajib menjadi teladan yang
baik di dunia.[8]
Gereja yang berdiakonia yaitu dapat
memperhatikan bahkan menanggung beban sesamanya serta memberikan penghiburan
bagi mereka. Saat banyak gereja yang melakukan bantuan aksi sosial dalam
berbagai macam kegiatan, ha ini juga merupakan gerakan gereja yang sangat
memberi dampak bagi lingkungan sekitar gereja.
Tetapi perlu untuk diketahui, bila gereja
terlibat dalam kesaksian yang aktif kepada dunia, maka ia bergantung sepenuhnya
kepada pekerjaan Roh kudus. Gereja yang berdiakonia adalah gereja yang dinamis
dan bertumbuh serta penuh dengan kuasa Roh kudus di dalam melakukan
pelayanannya.[9]
Penulis setuju dengan pernyataan diatas
bahwa gereja dapat dikatakan bertumbuh ketika ia mampu melakukan pergerakan
yang lebih luas lagi, tidak stagnan dan tidak terkotak hanya di dalam gereja
saja namun mampu melihat keluar dan melakukan sesuatu bagi orang banyak.
Gereja sebagai misi Kristus harus menjadi
terang dalam dunia yang gelap (Matius 5:14-16). Karena Kristus yang menjadi
kepala atas Gereja, maka setiap orang yang berada didalamnya dapat merasakan
kebebasan, pengharapan, dan sukacita karena mereka sudah mendengar injil yang disampaikan
oleh gereja Tuhan.
IV.
Kesimpulan
Gereja
adalah ciptaan Allah dan misi Allah untuk menyaksikan kepada dunia bahwa
kerajaan-Nya hadir di tengah-tengah dunia. Ketika Allah menciptakan gereja,
Allah memiliki tujuan bagi gereja-Nya. Misi Allah bagi gereja-Nya yaitu
menjangkau mereka yang terhilang dan gereja dapat mencerminkan kasih Allah
kepada dunia.
Pada
kesimpulan akhir makalah ini adalah bahwa gereja yang hadir ditengah-tengah
dunia ini adalah misi Kristus secara rohani di dalam dunia, di mana Kristus-lah
yang menjadi kepala atas gereja-Nya. Oleh karena itu, gereja saat ini harus
menyadari keberadaannya sebagai misi Kristus mempunyai misi yang telah Allah
berikan kepada setiap umat-Nya untuk menyatakan kasih Allah ditengah dunia
melalui injil.
V.
Refleksi
Melalui
makalah ini, penulis tentunya mendapatkan sesuatu hal yang semakin membuka
pandangan mengenai pelayanan misi gereja. Khususnya misi gereja melalui
pelayanan diakonia yang secara pribadi penulis mengakui beberapa gereja yang
ditemui terlalu sempit dalam memahami pelayanan diakonia. Beberapa gereja yang
penulis maksudkan ialah gereja memahami bahwa diakonia hanya sebatas memberikan
sumbangan atau bingkisan kepada janda di dalam gereja. Selain hal itu, komisi
misi yang dibentuk oleh gereja tidak menjalankan fungsi komisi tersebut.
Melihat
kasus-kasus pelayanan misi yang terjadi di dalam gereja, kedepannya ketika
penulis berada di dalam gereja ingin menjadi pendorong yang positif agar gereja
dapat menjalankan fungsinya sebagai misioner dengan baik. Sehingga gereja dapat
menyentuh kebutuhan dasar setiap orang yang sesungguhnya baik di dalam gereja
maupun di luar gereja.
Daftar Pustaka
Elliot,
Ben. Tetap Teguh. Bandung:Kalam
Hidup, 2015.
GP,
Harianto. Pengantar Misiologi.
Yogyakarta:ANDI, 2012.
Hoekema,
Anthony A. Diselamatkan oleh Anugerah.
Surabaya:Momentum, 2013.
Miranda,
Jesse. Gereja Kristen Dalam Pelayanan.
Malang:Gandum Mas,TT.
Piper, John dan
Justin Taylor, Supremasi Kristus dalam dunia
Postmodern.
Surabaya:Momentum,
2014.
Riemer,
G. Jemaat yang diakonial.
Jakarta:OMF, 2004.
[1] Ben Elliott, Tetap Teguh,(Bandung: Kalam Hidup),100.
[2]
Anthony A. Hoekema, Diselamatkan Oleh Anugerah,(Surabaya:
Momentum),73.
[3]
Harianto GP,Pengantar Misiologi, (Yogyakarta:
Andi),53.
[4]
John Piper dan Justin Taylor, Supremasi
Kristus dalam Dunia Postmodern, (Surabaya: Momentum),144.
[5]
Harianto GP,Pengantar Misiologi, (Yogyakarta:
Andi),54.
[6]
Jesse Miranda, Gereja Kristen dalam
Pelayanan, (Malang: Gandum Mas),199.
[7]
G. Riemer, Jemaat yang Diakonial,
(Jakarta: OMF),69.
[8]
G. Riemer, Jemaat yang Diakonial,
(Jakarta: OMF),131.
[9]
Jesse Miranda, Gereja Kristen dalam
Pelayanan, (Malang: Gandum Mas),215.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar