Selasa, 20 November 2018

TUHAN PENJAGA ISRAEL


Tuhan Penjaga Israel
Mazmur 121:1-8
Oleh: Purnama Reinata Simanjuntak
 
Selamat malam saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan, saat ini kita akan merenungkan kembali Mazmur 121:1-8 yang telah kita dengarkan sebelumnya pada hari minggu lalu. Sebelumnya saya akan membahas kembali apa yang melatarbelakangi daud menuliskan hal ini.
Daud mengalami persoalan yang luar biasa berat dalam hidupnya, di mana persoalan tersebut muncul di dalam keluarganya sendiri. Mulai dari Saul yang mengejar-ngejar dan mau membunuhnya, Amon memperkosa Tamar adik kandungnya. Kemudian Absalom membunuh Amon dan Absalom juga memberontak kepadanya. Akhirnya, Daud mengalami tekanan yang luar biasa berat dalam hidupnya, padahal dia adalah seorang raja yang berkuasa, dia bisa saja mendapatkan apa yang dia mau, tetapi bagi dia di dalam rumah Tuhanlah dia bisa mendapatkan semua yang dia perlukan.
Saya tidak tahu apa motivasi kita hadir dipersekutuan doa malam ini, namun saya percaya semua jemaat yang hadir saat ini mempunyai kerinduan untuk selalu berada dirumah Tuhan dan merasakan hadirat Tuhan. Amin saudara,?
Mazmur 121 ini merupakan "Nyanyian Ziarah". Salah satu Mazmur yang dipakai oleh para peziarah dalam perjalanan mendaki Gunung Sion selama pesta-pesta besar di Bait Suci. Hingga hari ini Mazmur ini juga dipakai sebagai mengawali sebuah perjalanan.
Dalam Mazmur sering disebutkan bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang hidup.
Ia Sempurna.
Kuasa-Nya dahsyat.
Kesucian-Nya teruji.
Kasih-Nya tak terukur.
Keadilan-Nya tak terkalahkan.
Di bagian lain Tuhan juga digambarkan sebagai Batu Karang yang Teguh. Menara pengharapan dan landasan yang kokoh. Inilah gambaran Tuhan kita. Bersyukurlah kita menyembah Tuhan yang demikian.
Saudara-saudara, Dunia tidak akan bertambah baik tetapi semakin bertambah jahat. Siapa yang sanggup menjaga kita di tengah dunia yang semakin jahat ini. Penjaga keamanan di dunia ini tidak bisa melindungi kita sepanjang waktu, mereka semua penuh keterbatasan dengan tempat, waktu, dan keadaan. Hanya Tuhanlah yang sanggup menjaga kita di setiap waktu dan tidak akan meninggalkan kita sendirian. Dengan hal ini, Sadarkah saudara-saudara bahwa kita memiliki Tuhan yang luar biasa ini? Namun mengapa kadang-kala kita seakan-akan tidak mempedulikan-Nya? Mengapa kita mengabaikan-Nya?
Didalam nats ini kita akan bersama-sama menemukan, Tuhan seperti apakah yang kita percayai, kita akan melihat betapa sungguh sempurnanya Allah yang kita percayai. 

1.      Tuhan penjaga umat-Nya
Saya meminta salah seorang membacakan mazmur 121:1-2, mengapa pemazmur mengatakan seperti ini? Saudara-saudara pada zaman dahulu, orang membangun kuil atau tempat-tempat ibadat untuk menyembah ilah-ilah palsu ditempat-tempat tinggi seperti bukit ataupun gunung.  Jadi, ditengah tekanan hidup yang dialami pemazmur ia melayangkan matanya kegunung-gunung, dimana setiap gunung yang berbeda terdapat dewa-dewa yang disembah oleh pada masa itu. Lalu pemazmur bertanya “dari manakah datang pertolonganku?” kata pertolongan diucapkan pasti akan adanya bahaya ataupun tantangan yang sedang dihadapi oleh umat Allah atau pemazmur.
Namun, Ayat 2 merupakan jawaban yang penuh pasti tentang Tuhan-Nya. Pemazmur ingin menyaksikan bahwa Tuhan-Nya beda dengan tuhan yang disembah oleh nabi Baal. Pemazmur hendak mengatakan bahwa Tuhan Allah yang dia sembah adalah Tuhan yang sepanjang sejarah terus-menerus memelihara.
Mungkin anda juga pernah mengalami tekanan yang luar biasa yang sudah anda doakan tetapi seperti tidak ada jawaban. Baik dalam usaha keluarga dan lain sebagainya. Janganlah kita mengandalkan manusia, tetapi andalkanlah Tuhan dalam hidup kita dan jangan tinggalkan Tuhan hanya karena masalah dan persoalan yang kita alami. Tuhan memberikan jaminan untuk kita bukanlah untuk saat ini saja tetapi sampai kita bertemu muka dengan muka dengan Tuhan. (Mazmur 27:10), “Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku.”
Didalam menghadapi kehidupan saat ini, saya yakin pasti banyak kebimbangan yang terjadi didalam kehidupan yang kita jalani, ditambah dengan berbagai kenikmatan yang ditawarkan dunia membawa kita untuk menjauh dari Allah dan mendekat kepada kenikmatan yang sementara, dan pada akhirnya mata kita tidak bisa lagi melihat perbuatan ataupun karya Tuhan dalam hidup kita.
Dan saat ini dapatkah kita ditengah pergumulan hidup, kesesakan hidup, batin yang tertekan dengan tegas kita mengatakan pertolongan ku ialah dari Tuhan.? Pemazmur menyadari dan melihat adanya tantangan yang ada. Karena itu ia bertanya, “dari manakah akan datang pertolonganku?” Namun kemudian ia mengungkapkan pengakuan imannya, “Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.” Bersama Pemazmur kita dapat berkata, “Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.”
 Namun satu hal yang pasti, dalam bagian pertama ini kita belajar bahwa TUHAN memelihara kita mengawali perjalanan kehidupan kita.

2.      Allah Pemelihara kita
Pemazmur dalam Mazmur 121 yang tadi kita baca kemudian menekankan, “Penjagamu tidak akan terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.” Istilah “penjaga” dalam ayat ini menggunakan bahasa Ibrani (שָׁמַר shamar. Baca: shaw-mar’)
Ketika Pemazmur menyatakan bahwa TUHAN adalah “penjaga” atau “shamar”, itu berarti bahwa dalam perjalanan ibadah kita kepada TUHAN, Ia pasti memelihara iman kita sehingga kita tidak binasa; Ia memelihara kehidupan rohani kita sehingga kita tidak kehilangan kehidupan kekal kita; dan Ia memelihara dengan memperhatikan apa yang menjadi keperluan dan kebaikan kehidupan spiritualitas kita.
Pemazmur mengatakan bahwa dalam memelihara iman kita dari kebinasaan, Allah “tidak terlelap dan tidak tertidur.” Ia tidak membiarkan iman kita kepadaNya gugur. Allah kita berbeda dengan Dewa Baal yang disembah orang Israel di zaman Raja Ahab.
Dalam ayat 5-6 ini, Pemazmur menyatakan bahwa TUHAN itu naungan kita. Dalam bahasa Ibraninya, kata “naungan” ini juga berarti “bayangan”. Bayangan yang dimaksud disini adalah bayangan tempat kita berlindung dari teriknya sinar matahari di siang hari atau bayangan tempat kita bersembunyi dari cahaya rembulan di malam hari.

Ilustrasi : saya punya teman waktu SMP badannya besar dst
Apa yang dapat kita lihat saudara-saudara, bahwa hal ini menggambarkan jaminan perlindungan TUHAN atas kita. kalau tadi teman saya sedikit kesal karna saya punya ide yang sangat bijak berteduh dibanyangannya namun berbeda dengan Tuhan Allah yang memutuskan sendiri untuk menjadi naungan kita, tempat perlindungan kita.
Pemazmur kemudian menulis bahwa TUHAN membayangi kita “di sebelah tangan kanan” kita. Apa maksudnya? Ada dua maksud dari frasa ini:
1. Ini menunjukkan bahwa Allah menjadi teman seperjalanan kita. Ia mendampingi kita dan berdiri di samping kita, sampai kita mencapai tujuan perjalanan kita, yaitu Sorga.
2. Sebelah kanan melambangkan “kehormatan atau keutamaan.”
Kalau TUHAN berada di sebelah kanan kita, itu berarti kita harus hidup dalam penghormatan kepada Dia; menjadikan Dia yang terutama dalam hidup kita. Meskipun Ia menjamin keselamatan kita; dan menjamin bahwa sorga akan kita peroleh sepenuhnya kelak, namun bukan berarti kita dapat menjalani kehidupan saat ini dengan seenaknya, tanpa menghormati Dia dan tanpa mengutamakan Dia.
TUHAN itu berdiri menaungi kita sedemikian rupa, sehingga kita dapat berlindung dengan berdiri di atas bayang-bayang-Nya. Pertanyaannya, berlindung dari apa? Pemazmur menulis, dari “matahari yang menyakiti pada waktu siang, dan bulan pada waktu malam”
Mari kita baca ayat 7-8
Pertanyaan muncul dalam batin saya. Lalu mengapa dalam Alkitab, dan juga dalam Sejarah Gereja, banyak orang-orang kudus TUHAN; banyak orang-orang Kristen, tetap saja mengalami hal-hal buruk, bahkan menderita karena kejahatan oranglain?! Apakah itu berarti, Firman TUHAN ini tidak berlaku dalam kehidupan mereka?! Ataukah sebetulnya TUHAN itu ingkar terhadap janjiNya?!
Kita harus membaca ayat 7, dengan menempatkannya dalam konteks kalimat yang berikutnya di ayat 8, “TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.” Keluar masuk darimana dan kemana?! Karena Mazmur 121 ini berbicara dalam konteks perjalanan ibadah umat kepada TUHAN ke Bait Allah, maka tentu yang dimaksud adalah keluar masuk Bait Allah.
Istilah “keluar masuk” disini menunjukkan bahwa ibadah umat ini tidak hanya berlaku sekali seumur hidup, namun berulangkali dalam kehidupan umat. Hal ini makin dipertegas dengan kalimat “dari sekarang sampai selama-lamanya.” Jadi ketika TUHAN mengatakan bahwa Ia akan memelihara kita dari segala yang jahat, itu harus dibaca dalam konteks ibadah. Maksudnya adalah, tidak satu pun hal jahat, yang akan dapat menghentikan perjalanan ibadah kita kepada TUHAN untuk seterusnya.
Saudara-saudara kita sudah melihat bagaimana Tuhan yang kita sembah selama ini, lalu masih adakah kekuatiran kita akan hidup ini, atau ketakutan untuk menjalani masa depan saat ini? Seharusnya semuanya itu tidak lagi memperbudak kita, Tuhan menjanjikan kita sebagai pemenang, saat ini kita hanya menjalankan bagian kita dan menyerahkan hasilnya kepada Tuhan.
Dalam hal ini muncul beberapa model manusia yaitu: 1) orang yang tahu hanya ada 1 sumber pertolongan yaitu dari Allah tapi dia tidak tahu untuk minta tolong apa, 2) orang yang tahu bahwa dirinya perlu pertolongan tetapi dia terlalu angkuh untuk memintanya, 3) orang yang tidak sadar bahwa dirinya memerlukan pertolongan. Kita termasuk model yang mana?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar