Tuhan Penjaga Israel
Mazmur
121:1-8
Oleh: Purnama Reinata Simanjuntak
Selamat malam
saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan, saat ini kita akan merenungkan
kembali Mazmur 121:1-8 yang telah kita dengarkan sebelumnya pada hari minggu
lalu. Sebelumnya saya akan membahas kembali apa yang melatarbelakangi daud
menuliskan hal ini.
Daud
mengalami persoalan yang luar biasa berat dalam hidupnya, di mana persoalan
tersebut muncul di dalam keluarganya sendiri. Mulai dari Saul yang
mengejar-ngejar dan mau membunuhnya, Amon memperkosa Tamar adik kandungnya.
Kemudian Absalom membunuh Amon dan Absalom juga memberontak kepadanya.
Akhirnya, Daud mengalami tekanan yang luar biasa berat dalam hidupnya, padahal
dia adalah seorang raja yang berkuasa, dia bisa saja mendapatkan apa yang dia
mau, tetapi bagi dia di dalam rumah Tuhanlah dia bisa mendapatkan semua yang
dia perlukan.
Saya
tidak tahu apa motivasi kita hadir dipersekutuan doa malam ini, namun saya
percaya semua jemaat yang hadir saat ini mempunyai kerinduan untuk selalu
berada dirumah Tuhan dan merasakan hadirat Tuhan. Amin saudara,?
Mazmur 121 ini merupakan "Nyanyian
Ziarah". Salah satu Mazmur yang dipakai oleh para peziarah dalam
perjalanan mendaki Gunung Sion selama pesta-pesta besar di Bait Suci. Hingga
hari ini Mazmur ini juga dipakai sebagai mengawali sebuah perjalanan.
Dalam Mazmur sering disebutkan bahwa Tuhan
yang kita sembah adalah Tuhan yang hidup.
Ia Sempurna.
Kuasa-Nya dahsyat.
Kesucian-Nya teruji.
Kasih-Nya tak terukur.
Keadilan-Nya tak terkalahkan.
Di bagian lain Tuhan juga digambarkan
sebagai Batu Karang yang Teguh. Menara pengharapan dan landasan yang kokoh.
Inilah gambaran Tuhan kita. Bersyukurlah kita menyembah Tuhan yang demikian.
Saudara-saudara,
Dunia tidak akan bertambah baik tetapi semakin bertambah jahat. Siapa yang sanggup
menjaga kita di tengah dunia yang semakin jahat ini. Penjaga keamanan di dunia
ini tidak bisa melindungi kita sepanjang waktu, mereka semua penuh keterbatasan
dengan tempat, waktu, dan keadaan. Hanya Tuhanlah yang sanggup menjaga kita di
setiap waktu dan tidak akan meninggalkan kita sendirian. Dengan hal ini, Sadarkah saudara-saudara bahwa kita
memiliki Tuhan yang luar biasa ini? Namun mengapa kadang-kala kita seakan-akan
tidak mempedulikan-Nya? Mengapa kita mengabaikan-Nya?
Didalam nats ini kita akan bersama-sama
menemukan, Tuhan seperti apakah yang kita percayai, kita akan melihat betapa
sungguh sempurnanya Allah yang kita percayai.
1. Tuhan penjaga umat-Nya
Saya meminta salah seorang membacakan
mazmur 121:1-2, mengapa pemazmur mengatakan seperti ini? Saudara-saudara pada
zaman dahulu, orang membangun kuil atau tempat-tempat ibadat untuk menyembah
ilah-ilah palsu ditempat-tempat tinggi seperti bukit ataupun gunung. Jadi, ditengah tekanan hidup yang dialami
pemazmur ia melayangkan matanya kegunung-gunung, dimana setiap gunung yang
berbeda terdapat dewa-dewa yang disembah oleh pada masa itu. Lalu pemazmur
bertanya “dari manakah datang
pertolonganku?” kata pertolongan diucapkan pasti akan adanya bahaya ataupun
tantangan yang sedang dihadapi oleh umat Allah atau pemazmur.
Namun, Ayat
2 merupakan jawaban yang penuh pasti tentang Tuhan-Nya. Pemazmur ingin
menyaksikan bahwa Tuhan-Nya beda dengan tuhan yang disembah oleh nabi Baal. Pemazmur
hendak mengatakan bahwa Tuhan Allah yang dia sembah adalah Tuhan yang sepanjang
sejarah terus-menerus memelihara.
Mungkin
anda juga pernah mengalami tekanan yang luar biasa yang sudah anda doakan
tetapi seperti tidak ada jawaban. Baik dalam usaha keluarga dan lain
sebagainya. Janganlah kita mengandalkan manusia, tetapi andalkanlah Tuhan dalam
hidup kita dan jangan tinggalkan Tuhan hanya karena masalah dan persoalan yang
kita alami. Tuhan memberikan jaminan untuk kita bukanlah untuk saat ini saja
tetapi sampai kita bertemu muka dengan muka dengan Tuhan. (Mazmur 27:10),
“Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku.”
Didalam
menghadapi kehidupan saat ini, saya yakin pasti banyak kebimbangan yang terjadi
didalam kehidupan yang kita jalani, ditambah dengan berbagai kenikmatan yang
ditawarkan dunia membawa kita untuk menjauh dari Allah dan mendekat kepada
kenikmatan yang sementara, dan pada akhirnya mata kita tidak bisa lagi melihat
perbuatan ataupun karya Tuhan dalam hidup kita.
Dan saat
ini dapatkah kita ditengah pergumulan hidup, kesesakan hidup, batin yang
tertekan dengan tegas kita mengatakan pertolongan
ku ialah dari Tuhan.? Pemazmur menyadari dan melihat adanya tantangan yang
ada. Karena itu ia bertanya, “dari manakah akan datang pertolonganku?” Namun
kemudian ia mengungkapkan pengakuan imannya, “Pertolonganku ialah dari TUHAN,
yang menjadikan langit dan bumi.” Bersama Pemazmur kita dapat berkata,
“Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.”
Namun
satu hal yang pasti, dalam bagian pertama ini kita belajar bahwa TUHAN
memelihara kita mengawali perjalanan kehidupan kita.
2. Allah
Pemelihara kita
Pemazmur
dalam Mazmur 121 yang tadi kita baca kemudian menekankan, “Penjagamu tidak akan
terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.”
Istilah “penjaga” dalam ayat ini menggunakan bahasa Ibrani (שָׁמַר shamar.
Baca: shaw-mar’)
Ketika
Pemazmur menyatakan bahwa TUHAN adalah “penjaga” atau “shamar”, itu berarti
bahwa dalam perjalanan ibadah kita kepada TUHAN, Ia pasti memelihara iman kita
sehingga kita tidak binasa; Ia memelihara kehidupan rohani kita sehingga kita
tidak kehilangan kehidupan kekal kita; dan Ia memelihara dengan memperhatikan
apa yang menjadi keperluan dan kebaikan kehidupan spiritualitas kita.
Pemazmur
mengatakan bahwa dalam memelihara iman kita dari kebinasaan, Allah “tidak
terlelap dan tidak tertidur.” Ia tidak membiarkan iman kita kepadaNya gugur.
Allah kita berbeda dengan Dewa Baal yang disembah orang Israel di zaman Raja
Ahab.
Dalam ayat
5-6 ini, Pemazmur menyatakan bahwa TUHAN itu naungan kita. Dalam bahasa
Ibraninya, kata “naungan” ini juga berarti “bayangan”. Bayangan yang dimaksud
disini adalah bayangan tempat kita berlindung dari teriknya sinar matahari di
siang hari atau bayangan tempat kita bersembunyi dari cahaya rembulan di malam
hari.
Ilustrasi :
saya punya teman waktu SMP badannya besar dst
Apa yang
dapat kita lihat saudara-saudara, bahwa hal ini menggambarkan jaminan
perlindungan TUHAN atas kita. kalau tadi teman saya sedikit kesal karna saya
punya ide yang sangat bijak berteduh dibanyangannya namun berbeda dengan Tuhan
Allah yang memutuskan sendiri untuk menjadi naungan kita, tempat perlindungan
kita.
Pemazmur kemudian menulis bahwa TUHAN
membayangi kita “di sebelah tangan kanan” kita. Apa maksudnya? Ada dua maksud
dari frasa ini:
1.
Ini menunjukkan bahwa Allah menjadi teman seperjalanan kita. Ia mendampingi
kita dan berdiri di samping kita, sampai kita mencapai tujuan perjalanan kita,
yaitu Sorga.
2.
Sebelah kanan melambangkan “kehormatan atau keutamaan.”
Kalau TUHAN berada
di sebelah kanan kita, itu berarti kita harus hidup dalam penghormatan kepada
Dia; menjadikan Dia yang terutama dalam hidup kita. Meskipun Ia menjamin
keselamatan kita; dan menjamin bahwa sorga akan kita peroleh sepenuhnya kelak,
namun bukan berarti kita dapat menjalani kehidupan saat ini dengan seenaknya,
tanpa menghormati Dia dan tanpa mengutamakan Dia.
TUHAN itu berdiri
menaungi kita sedemikian rupa, sehingga kita dapat berlindung dengan berdiri di
atas bayang-bayang-Nya. Pertanyaannya, berlindung dari apa? Pemazmur menulis,
dari “matahari yang menyakiti pada waktu siang, dan bulan pada waktu malam”
Mari kita baca ayat 7-8
Pertanyaan muncul
dalam batin saya. Lalu mengapa dalam Alkitab, dan juga dalam Sejarah Gereja,
banyak orang-orang kudus TUHAN; banyak orang-orang Kristen, tetap saja
mengalami hal-hal buruk, bahkan menderita karena kejahatan oranglain?! Apakah
itu berarti, Firman TUHAN ini tidak berlaku dalam kehidupan mereka?! Ataukah
sebetulnya TUHAN itu ingkar terhadap janjiNya?!
Kita harus membaca
ayat 7, dengan menempatkannya dalam konteks kalimat yang berikutnya di ayat 8,
“TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.”
Keluar masuk darimana dan kemana?! Karena Mazmur 121 ini berbicara dalam
konteks perjalanan ibadah umat kepada TUHAN ke Bait Allah, maka tentu yang
dimaksud adalah keluar masuk Bait Allah.
Istilah “keluar
masuk” disini menunjukkan bahwa ibadah umat ini tidak hanya berlaku sekali seumur
hidup, namun berulangkali dalam kehidupan umat. Hal ini makin dipertegas dengan
kalimat “dari sekarang sampai selama-lamanya.” Jadi ketika TUHAN mengatakan
bahwa Ia akan memelihara kita dari segala yang jahat, itu harus dibaca dalam
konteks ibadah. Maksudnya adalah, tidak satu pun hal jahat, yang akan dapat
menghentikan perjalanan ibadah kita kepada TUHAN untuk seterusnya.
Saudara-saudara kita
sudah melihat bagaimana Tuhan yang kita sembah selama ini, lalu masih adakah
kekuatiran kita akan hidup ini, atau ketakutan untuk menjalani masa depan saat
ini? Seharusnya semuanya itu tidak lagi memperbudak kita, Tuhan menjanjikan
kita sebagai pemenang, saat ini kita hanya menjalankan bagian kita dan
menyerahkan hasilnya kepada Tuhan.
Dalam hal
ini muncul beberapa model manusia yaitu: 1) orang yang tahu hanya ada 1 sumber
pertolongan yaitu dari Allah tapi dia tidak tahu untuk minta tolong apa, 2)
orang yang tahu bahwa dirinya perlu pertolongan tetapi dia terlalu angkuh untuk
memintanya, 3) orang yang tidak sadar bahwa dirinya memerlukan pertolongan.
Kita termasuk model yang mana?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar