Kasih Yang Nyata
(Matius 22:34-40)
Oleh: Purnama Reinata Simanjuntak
Pendahuluan
Sebagai anak muda yang hidup dizaman ini,
pasti sudah sangat akrab dengan kata kasih dan cinta. Kemungkinan juga anak
muda saat ini sudah melakukan contoh-contoh dari kasih dan cinta yang mereka ketahui.
Hal mengenai kasih dan cinta inipun otomatis sudah tertanam dihati setiap orang
dan khususnya bagi anak muda. Namun, apakah sebagai anak muda Kristen kita
sudah menerapkan kasih kristiani yang sesungguhnya?
Ilustrasi
Dalam sebuah cerita ada seorang anak
muda yang sangat cinta dengan pelayanan digereja dan rasanya kalau tidak pergi
kegereja merupakan hari yang sangat kosong baginya. Sungguh terlihat dia sangat
cinta dan mengasihi Tuhan dalam hidupnya, tetapi suatu saat dia memiliki
masalah didalam gereja karena ide darinya tidak diterima dalam sebuah rapat
digereja, anak muda inipun merasa kecewa dengan hal itu lalu meninggalkan
gereja dan tidak mau pelayanan lagi.
Bagaimana kita melihat sikap anak
muda seperti ilustrasi yang diatas tadi, apakah kasihnya kepada Tuhan sudah
merupakan kasih yang benar dihadapan Tuhan?
Penjelasan
Ketika kita membaca
firman Tuhan ini kita melihat orang-orang farisi yang heran melihat bahwa orang
saduki bungkam mendengar perkataan Yesus. Mungkin disini perasaan orang-orang
farisi bingung kenapa Yesus yang mereka lihat bisa membuat semua orang percaya
perkataannya. Lalu berkumpullah mereka merencanakan sesuatu untuk sebuah
pertanyaan. Orang farisi saat itu ingin merencanakan untuk menentang Yesus
karena mereka merasa sangat iri kepada Yesus yang menjadi lebih dihormati
daripada mereka. Orang farisi pada saat itu ingin mencobai Yesus karena mereka
ingin mendapatkan nama baik didepan orang-orang pada saat itu.
Oang-orang saduki adalah
orang yang merupakan imam murni namun kebayakan dari kaum saduki adalah
orang-orang yang memiliki jabatan besar dalam imam, dan kita mengetahui
orang-orang farisi adalah orang-orang yang mengetahui betul mengenai hukum
taurat, karena dengan segala pengetahuan mereka, mereka ingin melihat bagaimana
respon Yesus dalam menjawab pertanyaan yang mereka sampaikan, mereka ingin
melihat kesalahan Yesus didalam menjawab pertanyaan tersebut.
Karena pertanyaan mereka
itu, Yesus mengunakan kesempatan itu untuk menegur orang-orang farisi dan orang
banyak yang sedang berkumpul. Melalui jawaban Yesus tersebut, kita mendapatkan
dua point penting mengenai hukum yang terutama dari segala hukum yang ada kitab
para nabi. Disini kita akan melihat makna yang sesungguhnya dari hukum tersebut
yaitu:
1.
kasihilah
Tuhan Allahmu
kata kasih sangat
ditekankan Tuhan dalam firman ini. Apa sebenarnya yang ingin Tuhan ajarkan pada
kita?, kita melihat bahwa kasih adalah sesuatu yang sangat erat dengan relasi
antar pribadi. Kasih merupakan kekuatan dari dalam diri seseorang yang ketika
kasih itu muncul ingin rasanya kita ingin meluapkannya dengan tindakan kita.
bagaimana ketika kita mencintai atau mengasihi seseorang yang benar-benar kita
sayangi, pasti tentunya kita mau rela mengorbankan yang ada dalam diri kita.
dalam tafsiran menjelaskan
semua hukum digenapi dalam satu kata yaitu kasih dapat dilihat dalam Roma
13:10b yang mengatakan “....karena itu
kasih adalah kegenapan hukum taurat”. Semua kepatuhan dimulai dari kasih
sayang dan tidak akan sesuatu apapun dalam agama yang bisa dilakukan dengan
benar jika tidak ada rasa kasih terlebih dahulu. Dalam ayat 37 Yesus menjawab “
Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” kata
segenap berarti menunjukkan seluruhnya total dan tidak ada bagian yang kurang,
maka disini ditekankan seganap hatimu adalah seluruh hati dan perasaan total
mengasihi Allah secara sungguh-sungguh, lalu dikatakan segenap jiwa atau bisa
juga segenap nafas dan kehidupan kita benar-benar mengasihi Dia dan akal budi
atau pikiran kita benar-benar mengarah kepada mengasihi Allah.
Jadi saudara-saudara dari
hal ini dapat kita lihat dengan seluruh kekuatan yang ada dalam diri kita harus
total mengasihi Dia. Semua kasih kita terlampau kecil untuk dipersembahkan
kepada-Nya dan karena itu segenap kekuatan jiwa harus dikerahkan dan dibawa
kepada-Nya. itulah hukum yang terutama dan yang pertama yaitu mengasihi Tuhan
Allah dengan seluruh kekuatan kita.
Pertanyaan yang sangat
penting adalah apakah kita sudah mengasihi Tuhan dengan segenap kekuatan kita?.
Setiap minggu kita mengikuti ibadah dan kita mendengarkan hal-hal yang baik
dari khotbah tapi sudahkah kita menjadi pelaku firman sebagai tanda kita
mengasihi Tuhan? Dan apakah dengan
segala perbuatan baik yang kita lakukan telah menjadikan kita merasa sudah
mengasihi Tuhan?
Aplikasi
Setiap pertanyaan diatas,
untuk mengajarkan kita merenung dan memikirkan ulang apakah kasih kita kepada
Tuhan sudah merupakan kasih yang tulus mengasihi Dia?, saudara-saudara marilah
saat ini kita mengambil satu komitmen mengasihi Tuhan dari segala yang ada
didunia ini. Saat kita mengasihi Tuhan bukan karena kita menjalankan hukum yang
tertulis namun karena benar-benar kita mengasihi Dia, memang dunia ini penting
namun tidak menjadi yang terpenting, karena saat ini kita hiduppun karena kasih
Allah (Yohanes 3:16).
2. Kasihilah Sesamamu
Penjelasan
Kita disini adalah
orang-orang yang mendapatkan kasih dari Allah. Lalu bagaimanakah kita
mengunakan kasih tersebut untuk sesama kita? apakah kita memendam kasih
tersebut dan menjadi pribadi yang cuek. Ketika kasih itu kita pendam, kita
sedang mematikan kasih itu dalam diri kita. kasih dalam diri kita sangat
dibutuhkan orang-orang yang disekitar kita. Dalam ayat 39 Yesus melanjutkan
jawabannya yaitu “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” menurut
penafsir hukum ini merangkum semua hukum yang tertulis di atas loh batu yang
kedua, seperti halnya dengan yang pertama. Hukum yang kedua ini kalau
disederhanakan menjadi “kasihilah sesamamu sama seperti kamu mengasihi dirimu
sendiri”
Bukti kasih kita kepada
Allah adalah mengasihi sesama, merupakan bukti kasih kita yang tidak terlihat
kepada Allah. Namun dalam hukum yang kedua ini sangat jelas ditekankan
mengasihi sesama seperti mengasihi diri kita sendiri. Dalam mengasihi sesama
mungkin sangat sulit untuk dilakukan apalagi kalau sesama tersebut adalah orang
yang sangat mengecewakan bagi kita. Tetapi dalam hukum ini hal itu tidak
berlaku, karena siapapun orangnya kita harus mengasihi dia.
Saudara-saudara, hukum
yang kedua ini sangat dekat dengan kehidupan sosial kita didalam berelasi
dengan sesama, kita sering berelasi dengan orang-orang yang nyaman dengan kita
dan kalau orang itu tidak menyenangkan pasti kita akan menjauh bahkan tidak
berkomunikasi dengan dia, hal ini menunjukkan bahwa kita mengasihi seseorang
karena dia memiliki nilai positif bagi kita. hal-hal seperti itu sering kita
lakukan mengasihi karena ada timbal balik yang akan kita dapatkan. Namun,
firman Tuhan tegas mengatakan kasih seperti itu adalah kasih yang tidak tulus,
ketika engkau mengasihi orang yang baik kepadamu lalu apakah upahmu? Sama saja
kita seperti orang yang tidak mengenal kasih Kristus yang sebenarnya.
Kasih Kristus mengajarkan
pengorbanan dan pelayanan kepada sesama, sama seperti Yesus yang terlebih
dahulu telah memberikan contoh bagi kita semua yaitu, menyatakan kasih-Nya
diatas kayu salib karena Yesus benar-benar mengasihi manusia yang berdosa dan
ingin menyelamatkan kita. Pengorbanan-Nya bukanlah hal yang main-main namun
suatu anugerah yang besar ketika kita diselamatkan oleh Dia, untuk itu
bagaimanakah kita dapat meresponi pengorbanan-Nya yang mulia?
Dalam ayat 40 dikatakan “
pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum taurat dan kitab para nabi”
yang dimaksudkan dalam teks ini adalah bahwa kedua hukum itulah yaitu mengasihi
Tuhan Allah dan mengasihi sesama manusia merupakan dasar dari semua hukum
taurat dan semua perintah yang terdapat dalam tulisan para nabi. Kedua hukum
tersebut memiliki bobot yang sangat penting karena merupakan intisari dan isi
dari semua perintah. Karena kasih adalah jalan yang lebih utama, ketika kita
membuang kasih dalam hidup kita maka semua kehidupan yang dijalani saat ini
adalah kesia-siaan.
Penafsir mengatakan kasih
adalah kegenapan hukum taurat (Roma 13:10) dan hukum kasih itu adalah paku,
seperti paku-paku yang tertancap, diberikan oleh satu gembala (Pengkhotbah
12:11), padanya tergantung semua kemuliaan hukum taurat dan kitab Nabi-nabi
(Yesaya 22:24), sebuah paku yang tidak akan pernah dicbut, karena pada paku ini
akan tergantung semua kemuliaan Yerusalem baru dalam kekekalan.
Aplikasi
Saudara-saudara, kasih
adalah hal yang sangat terpenting dalam kehidupan setiap orang dan kasih adalah
hal yang tidak pernah berkesudahan. Untuk itu marilah hati kita beoleh dibentuk
dari dua hukum kasih yang telah kita bahas tadi yaitu mengasihi Tuhan dan
mengasihi sesama, hal inilah yang terpenting dari seluruh hukum. Biarlah kita
sunguh-sungguh mewujudkan kedua hukum tersebut bukan hanya perkataan saja atau
hanya dalam pemikiran saja namun kita semua dapat mengaplikasikannya didalam
kehidupan kita sebagai orang kristen yang hidup oleh kasih karunia Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar