Selasa, 20 November 2018

KASIH YANG NYATA


Kasih Yang Nyata
(Matius 22:34-40)
Oleh: Purnama Reinata Simanjuntak
Pendahuluan
Sebagai anak muda yang hidup dizaman ini, pasti sudah sangat akrab dengan kata kasih dan cinta. Kemungkinan juga anak muda saat ini sudah melakukan contoh-contoh dari kasih dan cinta yang mereka ketahui. Hal mengenai kasih dan cinta inipun otomatis sudah tertanam dihati setiap orang dan khususnya bagi anak muda. Namun, apakah sebagai anak muda Kristen kita sudah menerapkan kasih kristiani yang sesungguhnya?

Ilustrasi
            Dalam sebuah cerita ada seorang anak muda yang sangat cinta dengan pelayanan digereja dan rasanya kalau tidak pergi kegereja merupakan hari yang sangat kosong baginya. Sungguh terlihat dia sangat cinta dan mengasihi Tuhan dalam hidupnya, tetapi suatu saat dia memiliki masalah didalam gereja karena ide darinya tidak diterima dalam sebuah rapat digereja, anak muda inipun merasa kecewa dengan hal itu lalu meninggalkan gereja dan tidak mau pelayanan lagi.
            Bagaimana kita melihat sikap anak muda seperti ilustrasi yang diatas tadi, apakah kasihnya kepada Tuhan sudah merupakan kasih yang benar dihadapan Tuhan?
Penjelasan
Ketika kita membaca firman Tuhan ini kita melihat orang-orang farisi yang heran melihat bahwa orang saduki bungkam mendengar perkataan Yesus. Mungkin disini perasaan orang-orang farisi bingung kenapa Yesus yang mereka lihat bisa membuat semua orang percaya perkataannya. Lalu berkumpullah mereka merencanakan sesuatu untuk sebuah pertanyaan. Orang farisi saat itu ingin merencanakan untuk menentang Yesus karena mereka merasa sangat iri kepada Yesus yang menjadi lebih dihormati daripada mereka. Orang farisi pada saat itu ingin mencobai Yesus karena mereka ingin mendapatkan nama baik didepan orang-orang pada saat itu.
Oang-orang saduki adalah orang yang merupakan imam murni namun kebayakan dari kaum saduki adalah orang-orang yang memiliki jabatan besar dalam imam, dan kita mengetahui orang-orang farisi adalah orang-orang yang mengetahui betul mengenai hukum taurat, karena dengan segala pengetahuan mereka, mereka ingin melihat bagaimana respon Yesus dalam menjawab pertanyaan yang mereka sampaikan, mereka ingin melihat kesalahan Yesus didalam menjawab pertanyaan tersebut.
Karena pertanyaan mereka itu, Yesus mengunakan kesempatan itu untuk menegur orang-orang farisi dan orang banyak yang sedang berkumpul. Melalui jawaban Yesus tersebut, kita mendapatkan dua point penting mengenai hukum yang terutama dari segala hukum yang ada kitab para nabi. Disini kita akan melihat makna yang sesungguhnya dari hukum tersebut yaitu:

1.      kasihilah Tuhan Allahmu
kata kasih sangat ditekankan Tuhan dalam firman ini. Apa sebenarnya yang ingin Tuhan ajarkan pada kita?, kita melihat bahwa kasih adalah sesuatu yang sangat erat dengan relasi antar pribadi. Kasih merupakan kekuatan dari dalam diri seseorang yang ketika kasih itu muncul ingin rasanya kita ingin meluapkannya dengan tindakan kita. bagaimana ketika kita mencintai atau mengasihi seseorang yang benar-benar kita sayangi, pasti tentunya kita mau rela mengorbankan yang ada dalam diri kita.
dalam tafsiran menjelaskan semua hukum digenapi dalam satu kata yaitu kasih dapat dilihat dalam Roma 13:10b yang mengatakan “....karena itu kasih adalah kegenapan hukum taurat”. Semua kepatuhan dimulai dari kasih sayang dan tidak akan sesuatu apapun dalam agama yang bisa dilakukan dengan benar jika tidak ada rasa kasih terlebih dahulu. Dalam ayat 37 Yesus menjawab “ Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” kata segenap berarti menunjukkan seluruhnya total dan tidak ada bagian yang kurang, maka disini ditekankan seganap hatimu adalah seluruh hati dan perasaan total mengasihi Allah secara sungguh-sungguh, lalu dikatakan segenap jiwa atau bisa juga segenap nafas dan kehidupan kita benar-benar mengasihi Dia dan akal budi atau pikiran kita benar-benar mengarah kepada mengasihi Allah.
Jadi saudara-saudara dari hal ini dapat kita lihat dengan seluruh kekuatan yang ada dalam diri kita harus total mengasihi Dia. Semua kasih kita terlampau kecil untuk dipersembahkan kepada-Nya dan karena itu segenap kekuatan jiwa harus dikerahkan dan dibawa kepada-Nya. itulah hukum yang terutama dan yang pertama yaitu mengasihi Tuhan Allah dengan seluruh kekuatan kita.
Pertanyaan yang sangat penting adalah apakah kita sudah mengasihi Tuhan dengan segenap kekuatan kita?. Setiap minggu kita mengikuti ibadah dan kita mendengarkan hal-hal yang baik dari khotbah tapi sudahkah kita menjadi pelaku firman sebagai tanda kita mengasihi Tuhan? Dan apakah dengan segala perbuatan baik yang kita lakukan telah menjadikan kita merasa sudah mengasihi Tuhan?

Aplikasi
Setiap pertanyaan diatas, untuk mengajarkan kita merenung dan memikirkan ulang apakah kasih kita kepada Tuhan sudah merupakan kasih yang tulus mengasihi Dia?, saudara-saudara marilah saat ini kita mengambil satu komitmen mengasihi Tuhan dari segala yang ada didunia ini. Saat kita mengasihi Tuhan bukan karena kita menjalankan hukum yang tertulis namun karena benar-benar kita mengasihi Dia, memang dunia ini penting namun tidak menjadi yang terpenting, karena saat ini kita hiduppun karena kasih Allah (Yohanes 3:16).

2.      Kasihilah Sesamamu
Penjelasan
Kita disini adalah orang-orang yang mendapatkan kasih dari Allah. Lalu bagaimanakah kita mengunakan kasih tersebut untuk sesama kita? apakah kita memendam kasih tersebut dan menjadi pribadi yang cuek. Ketika kasih itu kita pendam, kita sedang mematikan kasih itu dalam diri kita. kasih dalam diri kita sangat dibutuhkan orang-orang yang disekitar kita. Dalam ayat 39 Yesus melanjutkan jawabannya yaitu “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” menurut penafsir hukum ini merangkum semua hukum yang tertulis di atas loh batu yang kedua, seperti halnya dengan yang pertama. Hukum yang kedua ini kalau disederhanakan menjadi “kasihilah sesamamu sama seperti kamu mengasihi dirimu sendiri”
Bukti kasih kita kepada Allah adalah mengasihi sesama, merupakan bukti kasih kita yang tidak terlihat kepada Allah. Namun dalam hukum yang kedua ini sangat jelas ditekankan mengasihi sesama seperti mengasihi diri kita sendiri. Dalam mengasihi sesama mungkin sangat sulit untuk dilakukan apalagi kalau sesama tersebut adalah orang yang sangat mengecewakan bagi kita. Tetapi dalam hukum ini hal itu tidak berlaku, karena siapapun orangnya kita harus mengasihi dia.
Saudara-saudara, hukum yang kedua ini sangat dekat dengan kehidupan sosial kita didalam berelasi dengan sesama, kita sering berelasi dengan orang-orang yang nyaman dengan kita dan kalau orang itu tidak menyenangkan pasti kita akan menjauh bahkan tidak berkomunikasi dengan dia, hal ini menunjukkan bahwa kita mengasihi seseorang karena dia memiliki nilai positif bagi kita. hal-hal seperti itu sering kita lakukan mengasihi karena ada timbal balik yang akan kita dapatkan. Namun, firman Tuhan tegas mengatakan kasih seperti itu adalah kasih yang tidak tulus, ketika engkau mengasihi orang yang baik kepadamu lalu apakah upahmu? Sama saja kita seperti orang yang tidak mengenal kasih Kristus yang sebenarnya.
Kasih Kristus mengajarkan pengorbanan dan pelayanan kepada sesama, sama seperti Yesus yang terlebih dahulu telah memberikan contoh bagi kita semua yaitu, menyatakan kasih-Nya diatas kayu salib karena Yesus benar-benar mengasihi manusia yang berdosa dan ingin menyelamatkan kita. Pengorbanan-Nya bukanlah hal yang main-main namun suatu anugerah yang besar ketika kita diselamatkan oleh Dia, untuk itu bagaimanakah kita dapat meresponi pengorbanan-Nya yang mulia?
Dalam ayat 40 dikatakan “ pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum taurat dan kitab para nabi” yang dimaksudkan dalam teks ini adalah bahwa kedua hukum itulah yaitu mengasihi Tuhan Allah dan mengasihi sesama manusia merupakan dasar dari semua hukum taurat dan semua perintah yang terdapat dalam tulisan para nabi. Kedua hukum tersebut memiliki bobot yang sangat penting karena merupakan intisari dan isi dari semua perintah. Karena kasih adalah jalan yang lebih utama, ketika kita membuang kasih dalam hidup kita maka semua kehidupan yang dijalani saat ini adalah kesia-siaan.
Penafsir mengatakan kasih adalah kegenapan hukum taurat (Roma 13:10) dan hukum kasih itu adalah paku, seperti paku-paku yang tertancap, diberikan oleh satu gembala (Pengkhotbah 12:11), padanya tergantung semua kemuliaan hukum taurat dan kitab Nabi-nabi (Yesaya 22:24), sebuah paku yang tidak akan pernah dicbut, karena pada paku ini akan tergantung semua kemuliaan Yerusalem baru dalam kekekalan.

Aplikasi
Saudara-saudara, kasih adalah hal yang sangat terpenting dalam kehidupan setiap orang dan kasih adalah hal yang tidak pernah berkesudahan. Untuk itu marilah hati kita beoleh dibentuk dari dua hukum kasih yang telah kita bahas tadi yaitu mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama, hal inilah yang terpenting dari seluruh hukum. Biarlah kita sunguh-sungguh mewujudkan kedua hukum tersebut bukan hanya perkataan saja atau hanya dalam pemikiran saja namun kita semua dapat mengaplikasikannya didalam kehidupan kita sebagai orang kristen yang hidup oleh kasih karunia Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar