Selasa, 20 November 2018

MAKALAH MISIOLOGI

I.                   Pendahuluan
Sebagian besar di antara orang Kristen sudah sangat cukup mengetahui pengertian dari sebuah gereja, tentunya hal itu di dukung karena orang Kristen setiap hari minggunya ada di dalam sebuah Gereja. Hal mendasar yang paling sering di ucapkan dari arti sebuah Gereja adalah bangunan yang memiliki lambang salib, tempat berkumpulnya orang percaya, sebagai tempat dimana seseorang dapat menyembah Yesus, dan tempat orang-orang yang ingin dipulihkan serta masih banyak lagi pengertian dari Gereja yang sering bermunculan.
Terlepas dari segala pengertian yang ada mengenai Gereja, namun satu hal yang pasti adalah Gereja sebagai misi Kristus dan Kristus sebagai kepala atas Gereja. Dalam makalah ini penulis mengambil judul yaitu tugas Gereja sebagai misi Kristus, penulis mengambil judul ini dikarenakan sebagian Gereja kurang menyadari tugasnya sebagai misi Kristus yang dipanggil bagi misi Allah. Oleh karena itu, tujuan dari penulisan makalah ini penulis ingin menjelaskan pengertian gereja sebagai misi Allah ditengah-tengah dunia.
II.                Pengertian Gereja Sebagai Misi Kristus
Gereja sebagai misi Kristus yaitu adanya ikatan khusus yang terjadi antara Kristus dengan gereja. Melalui iman dan Roh kudus mempersatukan orang-orang percaya menjadi bagian anggota tubuh Kristus, menjadi bagian dari tubuh Kristus berarti semua orang yang didalamnya dimiliki oleh Kristus .
Gereja sebagai anggota tubuh Kristus merupakan identitas dasar bagi seluruh gereja. Tidak ada bagian tubuh yang otonom. Sebaliknya, tiap-tiap anggota memberi dukungan agar semua bagian secara bersama-sama menjadi satu tubuh yang terbentuk dengan Kristus sebagai kepala dan nyawa gereja.
Ben Elliott dalam bukunya yang berjudul tetap teguh memberikan pandangan sebagai berikut:
Tiap-tiap kita adalah satu bagian, tetapi tidak seorang pun dari kita atau bahkan sekelompok orang dari kita memiliki “hakikat” Gereja pada diri kita sendiri. Zat Gereja adalah hubungan kita bersama dan bahwa semua kita bersama dengan Kristus, Kepala kita. Banyak anggota, satu tubuh. Sehingga Gereja itu nyata karena kita saling memberi diri di hadapan Allah.[1]
Penulis melihat bahwa gereja sebagai misi Kristus merupakan konsep dasar yang harus dimiliki oleh gereja. Bahwa kesatuan gereja dengan Kristus merupakan identitas gereja menerima anugerah keselamatan yang berasal dari Kristus. Kesatuan dengan Kristus bukanlah sekedar simbol untuk tiap-tiap orang menerima keselamatan, tetapi kesatuan dengan Kristus sudah ada sejak mulanya bahkan ada di dalam rencana Allah.
Herman Bavinck mengatakan “Kristus tidak boleh dipikirkan terpisah dari umat-Nya, demikian juga umat-Nya (dipikirkan) terpisah dari-Nya”. Kesatuan dengan Kristus yang merupakan rencana Allah adalah dasar karya penebusan Kristus. Maka, tidak pernah boleh memikirkan karya penebusan Kristus secara terpisah dari kesatuan antara Kristus dan umat-Nya yang telah direncanakan dan ditetapkan sejak kekelan.[2]
III.             Tugas Gereja sebagai Misi Kristus
Gereja sebagai Misi Kristus berarti harus mempunyai tujuan yang sama dengan kepalanya yaitu Kristus, dalam hal inilah gereja tidak dapat bergerak secara otonom tanpa melibatkan Kristus, perlu di ingat kembali bahwa Kristus tidak akan pernah terpisah dari gereja-Nya. Adapun tujuan ataupun tugas gereja sebagai misi Kristus sudah sangat jelas diterangkan di dalam Alkitab. Beragam perintah yang sudah diberikan oleh Allah kepada gereja-Nya secara langsung baik di dalam PL maupun PB merupakan perintah yang masih harus dikerjakan sampai sekarang ini.
Maka, gereja hadir karena ada misi Allah yang harus dikerjakan oleh setiap umat-Nya. Emil Brunner mengatakan “Gereja ada karena misi, seperti api yang ada karena membakar sesuatu” apa yang dimaksud dengan pernyataan Emil tersebut adalah bahwa gereja hadir karena Allah melihat bahwa banyak orang yang harus merasakan kehadiran Allah ditengah dunia.[3]
Menurut penulis, memang sudah seharusnya kehadiran gereja menjadi dampak bagi setiap orang percaya. Setiap mereka yang melihat gereja dan berada dalam gereja harus dapat merasakan bahwa Allah ada dan hadir ditengah mereka. Saat setiap jemaat berada dalam gereja, mereka juga harus dapat merasakan api misi yang Allah berikan bagi mereka.
Oleh karena itu, tugas gereja sebagai misi Kristus harus dapat keluar menjangkau setiap orang yang terhilang. Umat Allah tidak boleh hanya menikmati sendiri berkat dan Injil yang telah ia terima, tetapi mereka juga harus berjuang supaya injil dapat di dengar oleh setiap orang yang terhilang. Inilah yang dimaksud dengan tugas gereja sebagai misi Kristus yaitu berita Injil dapat dirasakan dan didengar oleh seluruh dunia.
Di dalam Alkitab, amanat agung untuk memberitakan injil telah diperintahkan oleh Kristus sejak masa PB dan tugas tersebut masih harus terus dikerjakan oleh gereja Tuhan dan setiap umat-Nya. “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena  itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:18-20).
Oleh karena itu, melalui Kristus yang berdaulat dan ditinggikan dari Dialah kekuatan kita untuk melakukan misi Allah. Maka, setiap orang percaya mendapatkan kuasa dan kekuatan untuk mengabarkan Injil kepada segala bangsa, masa dan tempat. Sehingga perlu kembali diingat bahwa Kristuslah yang berdaulat dan Kristus yang memerintah atas segala sesuatu.[4]
Sama dengan Kristus yang berinisiatif secara langsung hadir ditengah-tengah dunia yang rusak oleh dosa, begitu jugalah gereja sebagai misi Kristus hadir bagi jiwa yang terhilang. Di dalam PB banyak contoh teladan yang telah diberikan oleh Kristus selama Ia pelayanan ditengah dunia ini, sejak dahulu Kristus mencari mereka yang terhilang dan memulihkan hati yang kacau.
Tentunya setiap orang percaya yang memiliki iman kepada Kristus berarti ia memiliki misi yang sama seperti Kristus. Iman Kristen pada hakikatnya berisi misioner, lebih tepatnya iman Kristen memiliki ciri misioner.[5] Oleh karena itu, setiap orang Kristen harus dapat mencerminkan ciri-ciri dari iman tersebut.
Maka, tugas gereja sebagai misi Kristus adalah melayani. Di dalam gereja begitu banyak macam pelayanan yang dapat di lakukan jemaat dan sebagian orang memandang bahwa pelayanan hanya terjadi di dalam gereja. Saat ini penulis ingin memberitahu bahwa pelayanan bukan hanya terbatas di dalam bangunan gereja saja, tetapi pelayanan yang Kristus inginkan adalah keluar menjangkau dan membawa orang-orang mengenal Kristus.
Panggilan pelayanan sudah di berikan Kristus kepada setiap umat-Nya, maka dari itu fungsi pelayanan berlaku bagi seluruh tubuh orang percaya. Setiap umat Tuhan dipanggil untuk melakukan tugas ataupun menjabat (1 Korintus 12:28), namun pada dasarnya semuanya itu adalah untuk pelayanan.
Di dalam 1 Korintus 12:7, Paulus mengatakan “tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan pernyataan Roh untuk kepentingan bersama”. Dari nats ini dapat dilihat bahwa seluruh anggota tubuh Kristus dilimpahi karunia sesuai dengan panggilannya masing-masing untuk dapat melakukan pelayanannya.
Maka, gereja sebagai misi Kristus harus dapat bersaksi di dalam dunia. Penyampaian injil di dalam gereja bukanlah sekedar pemberian informasi tetapi injil tersebut juga dapat diterapkan dalam hidup setiap tubuh Kritus. Pada saat Kristus di dunia menyampaikan Injil tujuan-Nya ialah menjadikan manusia sempurna di dalam Dia. Dalam Matius 5:48 Yesus berkata “karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang disorga adalah sempurna”[6]
Di dalam Matius 20:28 Yesus berkata “sama seperti anak Manusia datang bukan untuk di layani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusam bagi banyak orang”. Ayat ini menjadi satu peringatan akan apa yang sudah Kristus lakukan terlebih dahulu kepada setiap umat manusia di dunia, sampai pada akhirnya ia juga berkorban menyerahkan diri-Nya bagi dosa manusia.
Bagaimana gereja sebagai misi Kristus dapat menjadi alat ditangan Tuhan yaitu menjadi gereja yang melayani sama seperti Kristus. Kristus datang ke dunia ini bukan hanya untuk urusan surgawi, sebab mata-Nya juga tertuju terhadap semua penderitaan manusia. Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita (Mat 8:16-17).[7]
 Gereja sebagai misi Kristus juga harus dapat melakukan tindakan secara nyata bagi setiap orang yang lemah. Sebagaimana dengan Kristus yang memberitakan kabar baik tetapi juga turut merasakan penderitaan setiap umat-Nya bahkan menanggung beban umat-Nya. Saatnya gereja sebagai misi Kristus keluar dari bangunan gereja dan melakukan tindakan terhadap mereka yang memerlukan.
Menurut penulis, pelayanan keluar yang telah dilakukan gereja terhadap sesamanya, berarti gereja sebagai misi Kristus sudah menunjukkan kasihnya sama seperti Kristus. Di dalam hukum kedua juga tertulis “kasihilah sesama mu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini”
Hal senada juga disampaikan oleh G.Riemer dalam bukunya bahwa:
“Jemaat yang diakonial adalah jemaat yang menuai atau jemaat yang misioner. Karena dengan melaksanakan perbuatan-perbuatan baik, jemaat memancarakan kasih Kristus dan meanmpakkan kecerian hidup Kristen. Dalam hal ini orang Kristen wajib menjadi teladan yang baik di dunia.[8]
Gereja yang berdiakonia yaitu dapat memperhatikan bahkan menanggung beban sesamanya serta memberikan penghiburan bagi mereka. Saat banyak gereja yang melakukan bantuan aksi sosial dalam berbagai macam kegiatan, ha ini juga merupakan gerakan gereja yang sangat memberi dampak bagi lingkungan sekitar gereja.
Tetapi perlu untuk diketahui, bila gereja terlibat dalam kesaksian yang aktif kepada dunia, maka ia bergantung sepenuhnya kepada pekerjaan Roh kudus. Gereja yang berdiakonia adalah gereja yang dinamis dan bertumbuh serta penuh dengan kuasa Roh kudus di dalam melakukan pelayanannya.[9]
Penulis setuju dengan pernyataan diatas bahwa gereja dapat dikatakan bertumbuh ketika ia mampu melakukan pergerakan yang lebih luas lagi, tidak stagnan dan tidak terkotak hanya di dalam gereja saja namun mampu melihat keluar dan melakukan sesuatu bagi orang banyak.
Gereja sebagai misi Kristus harus menjadi terang dalam dunia yang gelap (Matius 5:14-16). Karena Kristus yang menjadi kepala atas Gereja, maka setiap orang yang berada didalamnya dapat merasakan kebebasan, pengharapan, dan sukacita karena mereka sudah mendengar injil yang disampaikan oleh gereja Tuhan.
IV.             Kesimpulan
Gereja adalah ciptaan Allah dan misi Allah untuk menyaksikan kepada dunia bahwa kerajaan-Nya hadir di tengah-tengah dunia. Ketika Allah menciptakan gereja, Allah memiliki tujuan bagi gereja-Nya. Misi Allah bagi gereja-Nya yaitu menjangkau mereka yang terhilang dan gereja dapat mencerminkan kasih Allah kepada dunia.
Pada kesimpulan akhir makalah ini adalah bahwa gereja yang hadir ditengah-tengah dunia ini adalah misi Kristus secara rohani di dalam dunia, di mana Kristus-lah yang menjadi kepala atas gereja-Nya. Oleh karena itu, gereja saat ini harus menyadari keberadaannya sebagai misi Kristus mempunyai misi yang telah Allah berikan kepada setiap umat-Nya untuk menyatakan kasih Allah ditengah dunia melalui injil.

V.                Refleksi
Melalui makalah ini, penulis tentunya mendapatkan sesuatu hal yang semakin membuka pandangan mengenai pelayanan misi gereja. Khususnya misi gereja melalui pelayanan diakonia yang secara pribadi penulis mengakui beberapa gereja yang ditemui terlalu sempit dalam memahami pelayanan diakonia. Beberapa gereja yang penulis maksudkan ialah gereja memahami bahwa diakonia hanya sebatas memberikan sumbangan atau bingkisan kepada janda di dalam gereja. Selain hal itu, komisi misi yang dibentuk oleh gereja tidak menjalankan fungsi komisi tersebut.
Melihat kasus-kasus pelayanan misi yang terjadi di dalam gereja, kedepannya ketika penulis berada di dalam gereja ingin menjadi pendorong yang positif agar gereja dapat menjalankan fungsinya sebagai misioner dengan baik. Sehingga gereja dapat menyentuh kebutuhan dasar setiap orang yang sesungguhnya baik di dalam gereja maupun di luar  gereja.


Daftar Pustaka
Elliot, Ben. Tetap Teguh. Bandung:Kalam Hidup, 2015.
GP, Harianto. Pengantar Misiologi. Yogyakarta:ANDI, 2012.
Hoekema, Anthony A. Diselamatkan oleh Anugerah. Surabaya:Momentum, 2013.
Miranda, Jesse. Gereja Kristen Dalam Pelayanan. Malang:Gandum Mas,TT.
Piper, John dan Justin Taylor, Supremasi Kristus dalam dunia Postmodern.
Surabaya:Momentum, 2014.
Riemer, G. Jemaat yang diakonial. Jakarta:OMF, 2004.


[1] Ben Elliott, Tetap Teguh,(Bandung: Kalam Hidup),100.
[2] Anthony A. Hoekema, Diselamatkan Oleh Anugerah,(Surabaya: Momentum),73.
[3] Harianto GP,Pengantar Misiologi, (Yogyakarta: Andi),53.
[4] John Piper dan Justin Taylor, Supremasi Kristus dalam Dunia Postmodern, (Surabaya: Momentum),144.
[5] Harianto GP,Pengantar Misiologi, (Yogyakarta: Andi),54.
[6] Jesse Miranda, Gereja Kristen dalam Pelayanan, (Malang: Gandum Mas),199.
[7] G. Riemer, Jemaat yang Diakonial, (Jakarta: OMF),69.
[8] G. Riemer, Jemaat yang Diakonial, (Jakarta: OMF),131.
[9] Jesse Miranda, Gereja Kristen dalam Pelayanan, (Malang: Gandum Mas),215.

RESENSI MANAJEMEN GEREJA


Judul Buku                              : Manajemen dan Pertumbuhan Gereja
Pengarang                               : Andreas Untung Wiyono, D.Min. dan Drs. Sukardi, M.Si.
Penerbit                                   : Bima Media Informasi
Jumlah Halaman Buku           : 171 Halaman

I.                   Pendahuluan
Buku Manajemen dan Pertumbuhan Gereja (Dasar Teologis dan Implementasi Praktisnya) merupakan hasil karya dari Andreas Untung Wiyono bersama rekannya yaitu Sukardi. Di dalam buku ini menjelaskan dengan sangat baik mengenai fungsi manajemen yang ada di dalam gereja berdasarkan pemahaman teologis. Melihat secara keseluruhan dari buku ini, terlihat penulis buku ini memiliki beban untuk membagikan pemahaman yang baik mengenai fungsi manajemen gereja berdasarkan teologis yang dipahaminya.
Buku yang berjudul Manajemen Gereja ini merupakan hasil pengabungan dua teori yaitu dari segi teologi dan segi praktis. Sungguh sangat relevan bagi gereja masa kini untuk dapat secara langsung mempraktekkannya di dalam gereja. Tentunya, buku ini sangat menjawab bagi setiap pembaca yang ingin mengerti lebih baik fungsi manajemen gereja dari sudut pandang teologis dan bagaimana cara mengelola manajemen yang baik di dalam gereja.
Buku yang terdiri dari 6 bab ini semuanya membahas dengan sangat rinci seputar manajemen yang terjadi di dalam gereja. Penulis mengupas secara baik satu per satu makna dari setiap sub-bab serta memberikan penekanan yang kuat di setiap babnya. Dapat di katakan buku ini sangat memberikan wawasan baru bagi setiap pembaca awam maupun hamba Tuhan.

II.                Rangkuman
Ada beberapa perikop di dalam buku ini yang sangat menarik untuk kembali disadari oleh gereja mengenai fungsi, panggilan serta keberadaannya ditengah dunia ini, sangat tepat sekali buku ini menuliskannya secara baik mengenai fungsi gereja hadir ditengah dunia ini. Bagaimana buku ini mengatakan fungsi gereja yaitu dipanggil oleh Allah menjadi rekan sekerja dalam rangka penyelamatan-Nya terhadap manusia dan dunia. Oleh sebab itu, dengan demikian keberadaan gereja adalah jelas, yaitu berfungsi memuliakan Allah melalui partisipasi aktif dalam mewujudkan tujuan penyelamatan Allah terhadap manusia dan dunia.
Kesadaran akan fungsinya sebagai rekan Allah akan mampu membawa gereja untuk mengerti tujuannya ataupun panggilannya secara jelas. Penulis dalam buku ini juga tidak melewatkan untuk menekankan dalam bukunya mengenai tugas dan panggilan gereja ditengah dunia ini, tugas panggilan gereja adalah bekerja memberitakan Injil sambil terus berusaha memelihara dan mengaktualisasikan imannya. Tugas panggilan untuk bekerja memberitakan Injil tersebut mengandung arti lebih dari sekedar upaya menyampaikan berita injil kepada orang yang belum mengenal injil, melainkan juga melakukan perbuatan yang mengekspresikan tindakan penyelamatan serta pemeliharaan Allah sehingga tanda-tanda kehadiran kerajaan Allah dapat dilihat dan dirasakan oleh lingkungan di sekitarnya.
Latar belakang ataupun dasar hadirnya gereja harus sungguh-sungguh di maknai oleh setiap pemimpin gereja dan warga gereja agar gereja tetap berada pada fungsi dan panggilannya yang dikehendaki oleh Allah. Pada akhirnya tujuan dari gereja adalah mengembalikan manusia ke dalam martabatnya sebagai gambar Allah sehingga manusia dapat menjalin hubungan yang benar dengan Allah, dengan sesamanya dan dengan lingkungannya.
Berbicara mengenai manajemen, maka juga akan menyingung seputar cara pengelolaan yang terjadi di dalamnya. Melalui pembacaan buku ini, ternyata di dalam gereja ada beberapa sumber daya yang dapat diolah secara baik untuk meningkat pertumbuhan gereja yang sehat. Kemungkinan besar, banyak orang akan berpikir bahwa di dalam gereja yang paling baik dikelola itu adalah sumber daya uangnya, hal ini benar namun tidak sepenuhnya tepat. Karena selain mengelola uang ada aspek lain yang dapat mendukung pertumbuhan gereja.
Salah satu dari sumber daya gereja yang dapat dikelola adalah warga gereja, di dalam gereja warga gereja dapat di bagi menjadi beberapa golongan, yaitu warga gereja yang sudah tercatat sebagai anggota gereja, warga gereja yang hanya simpatisan yaitu orang-orang Kristen yang dari gereja lain atau yang tidak jelas keanggotaannya. Dari sudut pandang manajemen, baik anggota gereja maupun para simpatisan  tersebut merupakan sumber daya yang utama. Mereka semua merupakan bagian penting dalam manajemen/pengelolaan sumber daya.
Salah satu sumber daya gereja yang tak terbatas dan tidak akan pernah habis untuk digali dan dikembangkan adalah iman gereja. iman gereja, selain merupakan anugerah/pemberian dari Tuhan juga merupakan buah dari penghayatan gereja terhadap Alkitab dan tradisi gereja. Oleh karena itu iman gereja harus terus menerus bertumbuh, berkembang dan berbuah seiring perjalanan gereja dengan seluruh pergumulan yang dihadapinya dan dengan keberhasilan serta kegagalan yang dialaminya.
Sumber daya lain yang tak kalah pentingnya adalah metode/cara kerja gereja. berbicara mengenai metode/cara kerja gereja berkaitan dengan strategi, etos kerja, dan iklim yang mendukung. Jika ketiga hal tersebut dapat dikelola dengan baik, maka gereja dapat secara optimal untuk berkembang. Selanjutnya dalam manajemen gereja, masyarakat/lingkungan adalah sumber daya yang tidak kalah besar. Sebagai salah satu sumber daya ia perli diberdayakan guna mendukung tercapainya tujuan gereja. Dalam praktik hal ini tidak mudah. Untuk itu dibutuhkan sikap rendah hati dari gereja sehingga kehadirannya dapat diterima oleh masyarakat.

III.             Evaluasi
Buku ini memiliki bahasa yang sangat efektif sehingga bagi siapapun yang membacanya dapat dengan mudah mengerti isi yang terdapat dalam buku ini. Selain itu,  pembahasan seputar menajemen gereja dan komponennya sangat jelas dikupas dengan baik di dalam setiap bab yang ada di dalam buku ini. Maka dari seluruh pembahasan, buku ini dapat menyadarkan kembali setiap pemimpin gereja dan warga gereja arti dari panggilan gereja ditengah-tengah dunia ini.
Setelah saya membaca seluruh dari isi buku ini, saya menyarankan buku ini sangat tepat dibaca khususnya bagi semua kalangan orang Kristen baik mahasiswa teologi dan bagi para pemimpin gereja sebagai bahan yang menyadarkan arti sesungguhnya kehadiran gereja yang diutus Allah ditengah dunia serta memperlengkapi pengetahuan setiap hamba Tuhan mengenai manajemen gereja dan implementasinya di dalam gereja.

IV.             Refleksi
Secara terbuka saya juga sadar bahwa seringkali gereja di pandang hanya sebagai bangunan yang berisi kumpulan orang-orang Kristen tanpa menyadari makna kehadirannya yang sesungguhnya. Karena ketidaktahuan akan arti dari kehadiran gereja ditengah dunia, orang yang berada di dalam gereja pun tidak mengerti secara jelas tugasnya sebagai warga gereja. melalui buku ini, saya disadarkan kembali bahwa semua orang percaya ikut ambil bagian di dalam pekerjaan Tuhan termasuk gereja.
Gereja hadir bukan tanpa tujuan melainkan mempunyai tujuan, sebagaimana Kristus sebagai kepala atas gereja dan setiap orang sebagai anggota tubuh Kristus yaitu bersama-sama melakukan visi dan misi Allah ditengah-tengah dunia ini. kedepannya saat saya kelak menjadi pemimpin gereja hal yang perlu saya terus tekankan adalah visi dan misi gereja. Misi dan visi gereja sangat perlu dengan transparan diberitahukan kepada seluruh warga gereja agar bersama-sama dapat berjalan dengan arah yang sama dan mencapai tujuan yang sama, dengan demikian hal tersebut akan menjauhkan  gereja dari ketimpangan karena semua warga gereja mempunyai misi dan visi yang sangat jelas.